Selasa, 30 September 2014

                                 RESUME UNSUR DAN PROYEKSI PETA


Unsur-Unsur Peta
a. Judul Peta
Judul peta harus menggambarkan isi dan karakteristik peta yang digambar. Pemberian judul peta penempatannya bisa di mana saja, dan masih berada pada garis tepi peta. Dengan adanya judul, maka pembaca akan mengetahui isi peta tersebut. Misal, peta iklim, peta curah hujan, peta persebaran objek wisata, dan sebagainya.
b. Garis Tepi (Border)
Garis tepi atau border adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan. Biasanya garis ini dibuat rangkap dua dan tebal.
c. Orientasi
Orientasi merupakan arah penunjuk mata angin. Pada peta biasanya arah mata angin menunjuk ke utara.
d. Skala Peta
Skala peta menunjukkan perbandingan jarak, antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Misalnya, peta berskala 1 : 100.000 artinya tiap jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 100.000 cm di lapangan.
e. Legenda
Legenda adalah keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat di dalam peta. Legenda biasanya terletak di sebelah kiri, kanan ataupun bawah dari peta yang digambar.
f. Garis Bujur dan Garis
Lintang Garis bujur dan garis lintang disebut juga dengan garis astronomi. Garis bujur biasanya ditunjukkan dengan satuan derajat.
g. Simbol Peta
Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili keadaan sebenarnya yang ada di lapangan. Syarat-syarat simbol yang baik adalah kecil, sederhana dan jelas.

h. Lettering
Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak (Roman), dan miring (Italic). Beberapa contoh cara penulisan pada peta adalah sebagai berikut.
1) Judul peta ditulis dengan huruf kapital dan tegak.
2) Hal-hal yang berkaitan dengan air ditulis dengan huruf miring. Tulisan untuk sungai sejajar dengan arah sungai dan dapat terletak di atas atau di bawahnya.
3) Besar kecilnya huruf disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu memerhatikan unsur keindahan dan seni peta.
4) Tulisan nama ibu kota lebih besar daripada tulisan nama kota-kota lain.
i. Sumber Data dan Tahun Pembuatan
Sumber data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar bisa diketahui dari mana asal datanya dan tahun pembuatannya.
j. Warna Peta
Warna mempunyai peranan yang sangat penting dalam membedakan berbagai unsur yang terdapat dalam peta. Warna-warna tersebut antara lain:
1) hitam, warna ini digunakan untuk menunjukkan batas administrasi, lettering, maupun detail penghunian,
2) biru, warna ini digunakan untuk menunjukkan tubuh air, seperti sungai, danau, serta laut. Degradasi warna biru muda hingga biru tua mununjukkan tingkat kedalaman dari tubuh air. Semakin tua warna birunya, maka semakin dalam tubuh air tersebut,
3) hijau, warna ini digunakan untuk menunjukkan dataran rendah, vegetasi atau tumbuhan, serta hutan,
4) coklat, warna ini menunjukkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng yang amat besar, misalnya dataran tinggi atau daerah pegunungan.
5) merah, warna ini digunakan untuk menunjukkan jalan raya atau untuk menunjukkan letak kota atau ibu kota.


Jenis-Jenis Proyeksi Peta


                   

  • Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal
1. Proyeksi bidang datar (azimuthal)
Proyeksi ini menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi azimuthal paling baik digunakan untuk memetakan wilayah kutub. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
  1. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
  2. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
  3. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

  • Proyeksi Kerucut
Proyeksi ini menggunakan bidang kerucut sebagai proyeksinya. Proyeksi conical ini paling baik untuk memetakan wilayah bumi lintang subtropis seperti Amerika, Jepang, Eropa. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
  1. Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
  1. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.

  • Proyeksi Silinder
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.


SISTEM KOORDINAT PETA
1. Geographic Coordinate Systems (GCS) :
  • Lokasi diukur dari kurva permukaan bumi
  • Latitude/Lintang dan Longitude/Bujur
Penulisan Derajat-Menit-Detik yaitu 100°30’50” sedangkan Derajat dengan desimal yaitu 100,513°
2. Projected Coordinate Systems Geographic Coordinate Systems (PCS)
  • Permukaan datar
  • Satuan Units bisa meter, kaki, inci (satuan panjang)
  • Akan ada distorsi, kecuali pada skala peta yang besar.


oleh:
Anggita Khoirunisa 10070314081
Fahri Nazarudin 10070314082
Nukhbah Khairiyah 10070314083

Tidak ada komentar:

Posting Komentar